Mitos atau Fakta? Cerita Mengerikan Kromoleo, Hantu Pengiring Jenazah

Cerita Mengerikan Kromoleo, Hantu Pengiring Jenazah - Dengar cerita mengenai hantu kuntilanak, pocong, atau genderuwo kemungkinan telah terdengar biasa buat kamu. Tetapi, apa kamu paham.kamu mengerti mengenai cerita hantu yang namanya kromoleo? Jika belum mengetahui, sebaiknya kamu membaca artikel ini sampai habis. Hantu kromoleo sendiri adalah hantu yang saat memperlihatkan diri belum pernah sendirian.

Dapat disebutkan kromoleo ini type hantu yang populis. Hantu ini benar-benar terkenal di pedesaan, intinya pedesaan yang terdapat di kaki gunung, contohnya di kaki Gunung Merapi. Hantu kromoleo diketahui oleh masyarakat desa jadi hantu berbentuk rombongan pengantar jenazah.

Banyak orang yang lihat atau alami langsung penampakkan hantu yang satu ini. Diantaranya ialah Puji Sri Rahayu, seorang masyarakat yang tinggal di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Di bawah ini cerita mengenai hantu kromoleo yang dikisahkan langsung oleh Puji Sri Rahayu. Langsung saja jika begitu kita Keepo bareng-bareng artikelnya.

1. Mitos Hantu Kromoleo 

Berdasar pembicaraan Puji, hantu kromoleo adalah hantu pemberi tanda kematian. Berarti tiap daerah yang dilalui oleh hantu ini akan alami siprah atau kematian dari salah satunya masyarakatnya.

"Saya alami saat naik sepeda motor akan ke Magelang. Dalam suatu jembatan saya lihat kerumunan orang. Cocok sampai disana nyatanya ada keranda dipikul serta diiring beberapa orang," kata Puji

Apa yang disaksikan oleh Puji itu ialah hantu kromoleo. Masalahnya esok harinya dalam tempat yang sama diketemukan satu angkutan desa yang terjungkal serta tewaskan banyak penumpang. Tidak hanya pernah lihat sendiri hantu kromoleo, Puji dengar narasi kengerian yang sama dari hantu tipe ini dari pakdenya.

2. Mayat dengan Berbau Busuk serta Pengiring yang Bermuka Pucat 

Berdasar ceritanya, pada saat itu di kampungnya ada berita duka sebab salah satunya masyarakat ada yang wafat karena alami kejadian kecelakaan jalan raya di Jakarta. Jenazah masyarakat itu lalu langsung dibawa pulang ke kampung halaman.

Saat jenazah sampai, yaitu pada sore hari, situasi di desa menjadi menakutkan. Sebab sampainya sore, karena itu untuk sesaat waktu jenazah diinapkan serta baru dikubur esok harinya.

Selesai pemakaman, situasi desa makin sepi. Nah, waktu itu Pakde dari Puji baru pulang dari rumah saudaranya serta harus melalui depan rumah masyarakat yang wafat itu untuk dapat sampai ke rumah. Pakdenya juga berjalan kaki, sendirian dalam keheningan malam.

Namun, sesudah melalui rumah duka, pakde dengar suara yang datang dari belakang. Saat melihat ke belakang, pakde lihat terdapat beberapa orang, walau sebenarnya awalnya situasi benar-benar sepi. Pakde juga menyangka bila beberapa orang itu ialah hantu.

Beberapa orang itu mendengungkan suara yang tidak jelas pelafalannya. Beberapa orang itu kelihatan tengah menggotong keranda mayat. Anehnya, saat beberapa orang itu makin mendekat, pakde mendadak tidak dapat menggerakan tubuhnya.

Di Magelang sendiri kejadian semacam itu disebutkan dengan arti tenggengan. Pakde pada akhirnya berjongkok serta rombongan itu juga melewatinya. Suaranya dari beberapa orang itu makin jelas terdengar serta makin seram. Kira-kira mereka seperti mengatakan, “Moleo… Moleo… Kromoleo."

Pakde, lanjut kata Puji, sempat melihat keranda mayat yang digotong tanpa ada kain penutup itu. Di dalamnya terlihat mayat yang dibungkus kain putih kumal. Berbau bangkai yang benar-benar menusuk juga datang dari mayat itu. Selain itu, beberapa pengiring jenazah kelihatan kenakan jubah hitam dengan muka pucat dan tatapan mata yang kosong.

3. Kepercayaan Masyarakat Mengenai Hantu Kromoleo 

Puji meneruskan ceritanya. Sesudah dilalui oleh hantu kromoleo, pakde harus terpaksa berjalan ikuti rombongan. Masalahnya ada kepercayaan yang menempel pada masyarakat kampung yang mana mengatakan bila lihat hantu pengiring jenazah, masyarakat yang lihat harus turut mengantarkan sampai ke ujung atau tepian desa. Faktanya ialah supaya tidak ada masyarakat yang wafat di desa itu.

Pakde juga berjalan ikuti rombongan sampai batas desa, persisnya di pertigaan jalan. Kemudian, pakde langsung berbelok mengarah warung yang ada di sudut pertigaan serta membuat pemilik warung. Selanjutnya dia bercerita semua yang dilihatnya pada pemilik warung. Esok harinya, salah seorang masyarakat desa tetangga yang dilalui oleh hantu pengiring jenazah diberitakan wafat.

Itu ia cerita mengerikan mengenai hantu pengiring jenazah yang namanya kromoleo. Bener-bener mengerikan, ya!