WHAT'S NEW?
Loading...

Mitos Keangkeran Kediri Jadi Pantangan Didatangi Presiden Indonesia



Mitos Keangkeran Kediri Jadi Pantangan Didatangi Presiden Indonesia - Jadi seseorang presiden harus lakukan kunjungan kerja ke beberapa wilayah di Indonesia. Tetapi tahukah Anda, nyatanya ada satu wilayah yang sampai kini dijauhi oleh beberapa presiden RI selama saat jabatannya? Wilayah itu ialah Kota Kediri di Jawa Timur.

Mitos yang berkembang di warga, Kota Kediri dipandang seperti daerah 'wingit' yang tidak bisa dikunjungi oleh Presiden Republik Indonesia. Faktanya, dari daftar enam presiden RI, cuma tiga presiden yang berani hadir ke Kota Kediri yakni, Soekarno, B.J. Habibie, serta Gus Dur.

Yakin ataukah tidak, mereka pada akhirnya dilengserkan dari jabatannya lewat cara politik tidak lama sesudah lakukan kunjungan ke Kota Kediri.

Belum didapati dengan tentu atas basic apa warga ditempat yakini mitos itu. Hasil pencarian Okezone dari beberapa sumber, Kamis (27/6/2019), mitos ini terkait erat dengan riwayat Kota Kediri.

Diterangkan dalam Babad Kadhiri, jika kabupaten ini jadi lokasi terlarang buat beberapa pemimpin sebab sumpah dari Raja Kalingga, Kartikea Singha. Dalam kutukannya, Kartikea menjelaskan, tiap kepala negara yang tidak mempunyai hati suci maka jatuh atau lengser.

Ada banyak tempat di Kediri yang dipercaya warga tidak bisa dilalui oleh Raja (sekarang Presiden) diantaranya, Simpang Lima Gumul, Jembatan Lama, serta Sungai Brantas. Dikarenakan sumpah berikut beberapa presiden jadi lebih kuatir jika harus lakukan kunjungan kerja di Jawa Timur. Seringkali mereka mengutus wapres untuk mengakhiri pekerjaan negara.

Jika melihat riwayat kepresidenan RI, Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid dilengserkan dari tempatnya dengan politik, tiga hari sesudah lakukan kunjungan ke Pesantren Lirboyo Kediri. Begitupun dengan B.J. Habibie, 3 bulan saat kunjungan ke Kediri, dia harus merelakan jabatannya sebab legitimasi pemerintahannya dipandang benar-benar lemah.

Mencuplik hasil interviu Boombastis dengan Kiai Ngabehi, satu diantara budayawan sekaligus juga penulis Atlas Walisongo, lepas dari sumpah atau kebetulan, hal itu dikembalikan ke semasing pemimpin.

"Faktanya saja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah pernah berkunjung ke Kediri serta Blitar saat berlangsung letusan Gunung Kelud pada tahun 2007. SBY ialah presiden yang berani ‘menabrak’ larangan itu, menurut dia seseorang pemimpin tidak mungkin diam saja waktu banyak rakyat memerlukan juluran tangan. SBY saat itu nekat berkunjung ke Kediri, serta dapat dibuktikan, bukanlah lengser, SBY justru kembali dipilih jadi presiden ke-2 kalinya pada 2009," papar Kiai Ngabehi.

Dari keterangan di atas, dapat ditarik rangkuman jika tidak semua mitos harus kita telan mentah-mentah. Pengalaman SBY bisa saja ide buat beberapa pemimpin lain yang masih mungkin meyakini mitos itu.

Jika melihat riwayat kepresidenan RI, Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid dilengserkan dari tempatnya dengan politik, tiga hari sesudah lakukan kunjungan ke Pesantren Lirboyo Kediri. Begitupun dengan B.J. Habibie, 3 bulan saat kunjungan ke Kediri, dia harus merelakan jabatannya sebab legitimasi pemerintahannya dipandang benar-benar lemah.

Mencuplik hasil interviu Boombastis dengan Kiai Ngabehi, satu diantara budayawan sekaligus juga penulis Atlas Walisongo, lepas dari sumpah atau kebetulan, hal itu dikembalikan ke semasing pemimpin.

"Faktanya saja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah pernah berkunjung ke Kediri serta Blitar saat berlangsung letusan Gunung Kelud pada tahun 2007. SBY ialah presiden yang berani ‘menabrak’ larangan itu, menurut dia seseorang pemimpin tidak mungkin diam saja waktu banyak rakyat memerlukan juluran tangan. SBY saat itu nekat berkunjung ke Kediri, serta dapat dibuktikan, bukanlah lengser, SBY justru kembali dipilih jadi presiden ke-2 kalinya pada 2009," papar Kiai Ngabehi.

Dari keterangan di atas, dapat ditarik rangkuman jika tidak semua mitos harus kita telan mentah-mentah. Pengalaman SBY bisa saja ide buat beberapa pemimpin lain yang masih mungkin meyakini mitos itu.

0 komentar:

Posting Komentar