WHAT'S NEW?
Loading...

Ini 5 Fakta Kuburan Trunyan serta Adat Pemakamannya, Bali



5 Bukti Desa Trunyan serta Adat Pemakaman Khasnya - Desa Trunyan, desa yang ada di wilayah Kintamani, Bali ini mempunyai adat pemakaman yang dapat disebut unik, yakni beberapa orang di desa ini yang wafat akan dikuburkan dengan terbuka dibawah pohon serta ditempatkan demikian saja di atas tanah.

Nah disamping itu, ada fakta-fakta yang lain sekitar Desa Trunyan serta adat pemakaman khasnya ini, lho! Berikut fakta-fakta itu:

1. “Trunyan” Memang Nama Satu Pemakaman 


Tidak cuma nama satu desa, Trunyan memang nama satu pemakaman di Desa Trunyan. Di Kuburan Trunyan ini, mayat yang wafat dibiarkan saja tergeletak di atas tanah, sedang anggota keluarganya cukup memberi pagar dari bambu serta sesaji di samping jenazah itu.

2. Mayat yang Disemayamkan di sini Tidak Bau Busuk 


Tradisi Pemakaman Unik Desa Trunyan Dengan nalar, jenazah yang dikuburkan dengan terbuka serta diletakkan demikian saja, tentu kelama-lamaan akan keluarkan berbau busuk, tetapi tidak yang dikuburkan di Trunyan, benar-benar tidak keluarkan berbau busuk.

Mengapa? Ini berlangsung sebab jenazah itu ditempatkan antara pohon Taru Menyan. Taru bermakna pohon serta Menyan bermakna harum. Warga ditempat yakin jika aroma yang keluar dari pohon taru menyan berikut yang bisa menetralkan udara di sekelilingnya, hingga berbau busuk juga tidak ada, meskipun belumlah ada riset yang dapat ungkap bagaimana pohon ini dapat menyerap berbau busuk mayat manusia yang disemayamkan di sini.

3. Pohon Taru Menyan Direncanakan Berumur Beberapa ribu Tahun 


Nyatanya, pohon taru menyan direncanakan telah berumur beberapa ribu tahun, serta ukuran pohon itu sedikit alami perkembangan.

Berdasar narasi masyarakat ditempat, dahulu masyarakat desa itu mendadak dihampiri bingung sebab timbulnya berbau harum menusuk di semua desa, serta karena sangat menyengatnya banyak masyarakat yang alami pilek.

Sesudah dijelajahi, nyatanya, berbau harum menusuk itu datang dari satu pohon besar, selanjutnya agar berbau harum menusuk itu tidak menganggu masyarakat desa , karena itu ditetapkan tempat itu jadikan tempat pemakaman.

Pohon yang keluarkan aroma ciri khas yang kuat itu cuma bisa tumbuh di wilayah ini, walau sudah dicoba ditanam di wilayah lain. Kekhasan pohon ini nampaknya sudah jadi cikal akan nama desa Trunyan.

4. Ada Ketentuannya Supaya Dapat Disemayamkan di sini 


Masyarakat ditempat mempunyai ketetapan serta ketentuan tertentu dalam soal pemakaman itu. Diantaranya yakni jumlahnya jenazah di atas tanah yang dekat sama pohon Trunyan itu jangan lebih dari sebelas jenazah. Hal itu telah ditata oleh kepercayan tradisi ditempat. Tapi ada yang menjelaskan jika satu pohon taru menyan cuma dapat menetralkan sebelas jenazah, maka bila lebih dari itu karena itu jenazah itu akan keluarkan berbau.

Disamping itu, jenazah yang dapat disemayamkan dibawah pohon taru menyan ialah mereka yang wafat dengan lumrah saja serta pernah menikah. Untuk jenazah yang telah jadi tulang belulang akan disatukan yang yang lain di dekat akar pohon itu, supaya tempatnya dapat dipakai untuk jenazah baru. Kekhasan yang lain, jenazah itu akan tertutupi dengan “Ancak” yakni satu kurungan bambu. Tempat pemakaman buat mereka yang wafat dengan lumrah ini disebutkan Sema Wayah.

5. “Sema Bantas,” Tempat Pemakaman untuk Mereka yang Wafat Tidak Lumrah 


Tradisi Pemakaman Unik Desa Trunyan Langkah wafat tidak lumrah itu contohnya seperti kecelakaan, bunuh diri atau dibunuh orang. Nah, mayatnya tidak dibolehkan disemayamkan dekat pohon Trunyan, ada lain tempat yang namanya Sema Bantas spesial buat mereka yang wafat dengan tidak lumrah.

0 komentar:

Posting Komentar