Mengetahui Empat Pondok 'Misterius' di Gunung Raung - Bencana kebakaran Gunung Raung, Jawa Timur, yang berlangsung pada Jumat (4/10) sore mengakibatkan 13 pendaki sudah sempat terjerat. Ini mengakibatkan gunung paling tinggi ke empat di Pulau Jawa ini ditutup untuk pekerjaan pendakian.
Gunung setinggi 3.332 mdpl ini dengan administratif masuk dalam tiga kabupaten di lokasi Besuki, yakni Banyuwangi, Bondowoso, serta Jember.
Kaldera Gunung Raung adalah kaldera kering yang paling besar di Pulau Jawa, serta paling besar ke-2 di Indonesia sesudah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat.
Gunung Raung mempunyai empat titik pucuk, yakni Pucuk Bendera, Pucuk 17, Pucuk Tusuk Gigi, serta, yang paling tinggi, Pucuk Sejati.
Tidak hanya empat pucuk itu, Gunung Raung mempunyai empat buah pondok yang sering diasumsikan dengan cerita mistis. Cerita itu masih dijaga dengan turun-temurun oleh masyarakat seputar.
Berikut empat buah pondok 'misterius' yang berada di Gunung Raung.
Pondok Sumur
Tempat ini dipanggil Pondok Sumur sebab ada satu sumur yang konon tempat bertapa dari seseorang petapa sakti dari Gresik yang bertapa di seputar sumur itu. Tetapi sekarang bentuk sumur itu tidak kelihatan dengan kasat mata, hingga tempat ini sering jadikan tempat berkemah.
Pondok Mayit (pondok mayat)
Diberi nama Pondok Mayit sebab konon masyarakat seringkali temukan mayat yang bergantung di pohon lokasi ruang pondok mayit. Konon mayat itu ialah mayat bangsawan belanda yang dibunuh oleh pejuang Indonesia di wilayah itu.
Pondok Dhemit
Saat malam tersendiri, dalam tempat ini konon akan terdengar bising seperti pasar malam. Tidak itu saja saja, terdengar alunan musik ditengah-tengah keriuhan pasar itu tetapi bila dikunjungi ke tempatnya nyatanya tidak ada apa-apa yang diketemukan cuma tempat sepi penuh pohon-pohon ditengah-tengah rimba.
Pondok Angin
Pondok Angin adalah tempat yang paling tinggi pada Gunung Raung, dari sini pendaki bisa lihat panorama kota Bondowoso serta Situbondo. Konon saat tersendiri, suara angin itu dapat terdengar seperti auman harimau.
0 komentar:
Posting Komentar