WHAT'S NEW?
Loading...

Siapakah Orang Pertama Penghuni Pulau Jawa? Baca Disini!


 

Siapa Orang Pertama Penghuni Pulau Jawa? Coba Baca Dahulu Ini - Pada paparan awalnya di Netralnews ini, penulis atau editor telah menjelaskan mengenai asal mula orang suk Jawa yang mendiai pulai Jawa.

Kesempatan ini, penulis kembali membahas tentang siapa orang pertama yang menempati Pulau Jawa. Kemungkinan bukan seseorang, tapi sekumpulan orang. Siapa barisan manusia pertama yang menempati pulau Jawa itu?

Tetapi, tulisan ini lebih menyorot tentang siapa manusia pertama yang menempati ini. Walau sorotan ini berasa kurang cocok, tetapi jadi satu pekerjaan cendekiawan, hal tersebut butuh dikerjakan.

Untuk tahu asal mula orang Jawa, terutamanya siapa penghuni pertama di pulau Jawa, itu bisa dijelajahi dari beberapa literatur, seperti kotab Jawa kuno, serta beberapa sumber yang lain. Itu bisa digabungkan dengan mitologi yang ada.

Serta itu tidak gampang, sampai temukan bukti serta bukti tepat mengenai siapa manusia pertama penghuni pulau Jawa ini. Itu tidak mudah saat di jaman dahulu beberapa orang Jawa, seperti beberapa orang di suku lain di Nusantara ini, tidak familiar dengan tulisan, serta yang ada ialah budaya lisan.

Sayangnya dalam aturan pengetahuan riwayat saat ini, bukti bukti berbentuk cerita kisah riwayat dengan lisan cuma dipandang seperti mitos semata, sedang momen riwayat yang terkadang betapapun aneh serta janggalnya, akan gampang saja disadari jadi satu momen riwayat yang benar bila itu tercatat pada suatu kitab kuno khusus atau terukir dalam satu prasasti.

Tulisan ini kemungkinan lebih pada suatu tesis hingga susah disebutkan jadi satu cerita riwayat yang baik serta valid.

Dalam Serat Paramayoga dan cerita pewayangan tradisionil Jawa, disebut jika Pulau Jawa pada jaman jaman dulu ialah pulau yang masih angker dan masih rapat, gelap serta sangat lebat hutannya.

Dapat disebutkan jika pulau Jawa ialah pulau paling wingit ( angker ) di seantero jagat, serta jumlahnya kerajaan kerajaan bangsa Jin peri, gendruwo bekasan, serta beberapa siluman sakti dari beberapa tipe di pulau Jawa, sebab rimba liar di Jawa saat itu masih dipenuhi dengan hewan hewan buas yang masih dengan bebas mondar mandir ke semua pelosok pulau ini.

Hukum yang berlaku di Jawa saat itu ialah hukum rimba, baik beberapa makhluk halus atau hewan buas, cuma kenal kemampuan jadi alat untuk meraih kekuasaan. Yang kuat pimpin serta berkuasa sedang yang lemah tetap dalam ketertindasan serta ketakutan selama waktu.

Tulisan ini disarikan dari Wikipedia serta Rama Wijaya dalam Informasi.Paijo.Blogspot

Tesis I

Manusia yang menempati Pertama-tama Pulau Jawa ialah Bathara Guru.

Untuk Tesis pertama ini, Rama Wijaya ajukan satu pra teori jika Rombongan pertama yang hadir di luar pulau Jawa ialah rombongan Bathara Guru dan semua keluarga serta prajurit kerajaannya yang tengah pindah ke pulau Jawa sebab dalam tempat tinggalnya sedang dirundung peperangan.

Seperti diketahui jika Bathara Guru atau yang lebih diketahui jadi Dewa Syiwa oleh orang orang Hindustan, dan anak anaknya ialah keturunan kombinasi (Manusia mutan) yang mempunyai darah serta gen dari ras Manusia, Banu Jan, Bidadari, Jin peri serta Siluman.

Menurut mitologi Jawa, Bathara Guru adalah Dewa yang merajai ke-3 dunia, yaitu Mayapada (dunia beberapa dewa atau surga), Madyapada (dunia manusia atau bumi), Arcapada (dunia bawah atau neraka).

Dia adalah perwujudan dari dewa Siwa yang mengendalikan wahyu, hadiah, serta beberapa pengetahuan. Batara Guru memiliki sakti (istri) namanya Dewi Uma serta Dewi Umaranti. Bathara Guru memiliki anak-anak. Wahana (hewan kendaraan) Batara Guru ialah sang lembu Nandini.

Dia dikenal juga dengan beberapa nama seperti Sang Hyang Manikmaya, Sang Hyang Caturbuja, Sang Hyang Otipati, Sang Hyang Jagadnata, Nilakanta, Trinetra, serta Girinata.

Batara Guru mempunyai dua saudara, Sang Hyang Maha Punggung serta Sang Hyang Ismaya. Orangtua mereka ialah Sang Hyang Tunggal serta Dewi Rekatawati. Satu hari, Dewi Rekatawati menghasilkan sebutir telur yang cemerlang.

Sang Hyang Tunggal mengubah telur itu, kulitnya jadi Sang Hyang Maha Punggung yang sulung, putih telur jadi Sang Hyang Ismaya (Semar), serta kuningnya jadi Sang Hyang Manikmaya. Selanjutnya waktu, Sang Hyang Tunggal menunjuk dua saudaranya yang lebih tua untuk mengamati umat manusia, khususnya Pandawa, sesaat Batara Guru (atau Sang Hyang Manikmaya) pimpin beberapa dewa di kahyangan.

Waktu dibuat, dia merasakan paling prima serta tanpa cacatnya. Hyang Tunggal tahu perasaan Manikmaya, lantas Hyang Tunggal bersabda jika Manikmaya akan mempunyai cacad berbentuk lemah di kaki, belang di leher, bercaling, serta berlengan empat. Batara Guru sangat menyesal dengar pengucapan Hyang Tunggal, serta sabda ia benar-benar berlangsung.

Serta dapat bisa saja jika Bathara Guru serta saudara-saudaranya yang pertama-tama menempati pulau Jawa. Serta yang namanya tesis, iya masih tesis yang dalam riwayat riil dengan bukti-bukti ilmiah masih susah diakui.

Teori Ke-2

Dalam teori ke-2 ini, pada edisi awalnya jika yang menempati pulau Jawa ini datang dari migrasi beberapa bangsa dari mulai bangsa Keling (Saat ini disebutkan bangsa Dravida, contohnya Bangladesh), Sino-Tibetan (Saat ini Bangsa Indo China contohnya Vietnam serta Kamboja) .

Serta bangsa Semit (Saat ini Orang Mediteranian contohnya Arab, Bani Israil dan lain-lain) Yang dalam perjalanan-nya kelak akan berlangsung sama-sama silang perkawinan antara mereka (yang kemungkinan berlangsung perkawinan dengan manusia manusia classic yang disebut masyarakat asli Nusantara ) hingga membuahkan, satu bangsa baru yaitu bangsa Jawa.

Jadi secara singkat, menurut mereka Nenek Moyang atau Leluhur Orang Jawa ialah bukan seseorang, tetapi sekumpulan besar orang.

Yang ada sebab terdapatnya perkawinan campur dari Bangsa Manusia, Jin Peri, Raksasa, Genderuwo dan sebagainya. Serta memungkinkan, terdapatnya perkawinan campur dengan tersisa sisa Keturunan Beberapa Jenis Makhluk purba yang sudah lama menempati Pulau Jawa serta Kepulauan Nusantara yang lain (Yang saat itu telah mulai maju peradabannya). seperti yang kita mengenal fosil-fosilnya dengan panggilan "Pithecantropus Mojokertensis", "Megantropus Paleo Javanicus", dan sebagainya.

Jadi dalam soal ini penulis ingin setuju dengan teori Darwin, yaitu jika nenek moyang juga manusia datang dari beberapa manusia purba (Bangsa Raksasa ??), namun evolusi yang berlangsung ialah hasil dari perkawinan campur antara beberapa species yang ada hingga membuahkan beberapa tipe manusia yang beragam macam.

Itu Mengapa, Salah seorang Tokoh Nasional yang seorang Budayawan serta Kyai Jawa, yaitu Emha Ainun Nadjib pernah dengan nyeleneh menjelaskan sambil dalam suara bercanda (yang kemungkinan benar-benar benar jika kita menjadikan satu ke tiga teori di atas ) jika,

"Mbah-mbahmu (Leluhur kalian) itu sebetulnya ialah beberapa Butho, serta kalian ialah anak turun dari beberapa Buto" ( Bangsa Lelembut). hehehe.

0 komentar:

Posting Komentar